Langsung ke konten utama

Malam Semakin Larut

Malam yang kian larut, merenggut waktu bermain sang dewi malam, rembulan separuh. lalu rintik hujan pun mulai membasahi kedua matamu yang lekat menatap pinggiran langit tanpa renda_renda. awan berwarna biru keunguan bergumam sesuatu pada telingamu, kau semakin terselimuti kesunyian. dan kau membiarkan malam semakin larut.

Malam ini adalah malamku juga. walau tanpa karpet merah atau sebotol sampagne. karena bangku tua ini memaksaku menghabiskan sisa cerutu dan setengah cangkir kopi pahit. aku terlambat untuk mengucapkan selamat jalan pada sang dewi malam yang telah menghilang. hanya sisa bayangan kosongnya yang menghitam di sudut pandangku. aku mabuk, liar membaca gerakan angin dingin, dan terpapah di atas batu_batu muda yang telah menjadi kerikil. sesekali kudengar jangkrik dan burung hantu menertawakan langkah sempoyonganku. dan aku membiarkan malam semakin larut.

Malam ini juga malam kita. saat untaian kata tak lagi setegas sajak khairil anwar atau petuah lama william shakespeare. kita seperti sedang berorasi lantang dalam bahasa rendra. tak bisa mengalir indah selayaknya acep zamzam noor melukiskan kota roma dalam bait_bait kesunyian. kita telah terjebak dalam kebekuan yang semakin menguapkan udara. juga pada bibir yang tak lagi berpagutan, serupa kuburan senyap dengan ciuman sang drakula. lalu kita pun bergegas menyelesaikan putaran roda mimpi, agar matahari tak membuat kita malu. secara tak sadar, kita menjadi pecundang kecil, mengerdilkan arti harapan, cita, dan rasa. mungkin malam ini, memang malam yang belum sempurna untuk kita tanam di taman jingga. ranting_ranting kesadaran mulai melemahkan daun hijau yang kita lukis saat jendela kamar ini masih memiliki pintu kayu. kita bersama arca_arca bisu, kini berlumuran luka, tertinggal peradaban beribu_ribu abad. dan akhirnya kita harus membiarkan malam semakin larut.

Malam Semakin Larut
Penulis : Muh Yunus
Perindu Aksara
@Perindu Aksar
#Perindu Aksara
perindu-aksara1.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merajut Kebahagiaan Pernikahan

Harga Diri Suami : PERINDU AKSARA - Hal yang paling sensitif bagi pria adalah hal yang menyangkut harga dirinya. Sebagai istri kita perlu menghormati dan menjaga agar tidak melukai harga diri suami. Ini bbrp hal yg perlu istri lakukan: Menghormati dan mengakui otoritas Suami sbg pemimpin keluarga. Hindari sikap mendominasi. Ciri mendominasi antara lain membuat keputusan tanpa melibatkan pandangan dan persetujuan suami. ia merasa keputusan dan pendapatnya yg terbaik tapi ia mengabaikan perasaan suaminya.  Bahkan merendahkan pandangan suaminya. Bukan berarti istri tidak boleh menyampaikan aspirasinya, Ajukan masukan dan pertimbangan pada suami lalu mintalah pandangan dan kputusan yg menurutnya baik. Berdiskusilah bukan memaksakan pendapat. Hindari sikap membantah saat ia memberi arahan kebaikan. Ketaatan merupakan salah satu wujud pengakuan otoritas. – mengakui, mempercayai, dan tidak merendahkan kemampuannya. Hal2 yg terkait kemampuan termasuk hal sensitif bagi pria. Kita bisa memb

Tak Kusankah dan Tak Kuduga, Cinta Insani

  Tak terlintas dalam hatiku tuk mengingkari bisikan nurani Nasib jua yang memisahkan kita seperti halnya pertemuan kita Pernahkan terlintah dalam pikiranmu tuk mendobrak pertahananku? Setidaknya tuk meyakinkanku bahwa kau memiliki kesungguhan? Kau sendiri yang tahu jawabannya…. Kucari dan kudamba cinta yang sejati dari seorang insani Tapi yang kutemui hatiku terluka… Luka yang teramat dalam hingga ku tak tahu lagi cara mengobatinya…. Kubawa hatiku yang terluka mengarungi samudera kehidupan Yang tramat luas bagi diriku yang teramat kecil… lemah ….. Dan terkadang seringnya tak berdaya… Kutemukan diriku terlunta di tengah rimba belantara Tak kusangka dan  tak terduga…rimba belantara menjadi habitatku yang nyata Hingga kusadari bahwa selama ini aku terlena dengan berbagai fantasi Dan imajinasi yang kuciptakan sendiri… Kubersyukur kepada Illahi yang tlah memberiku kesempatan ‘Tuk memahami segala sesuatu yang tlah kualami Smoga aku selalu dalam lindunganMu…YA..Rabbi …Kekasih hati Hanya Kau